Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 22, 2019

Discotheque in Semarang and It’s Social Consequences, 1970-1998

Gambar
A. Introduction In general, the Indonesian music during the reign of President Sukarno (1945-1966) did not have much variation and so good development. This is due to the influence of political manifestations declared by President Sukarno in 1959 and the issuance of Presidential Decree (Presidential Decree) No. 11 of 1963 concerning Eradication of Subversion Activities. After Soekarno collapsed, an attitude of openness towards foreign culture began to be carried out by the New Order government (Mulyadi, 2009). This openness then also influences changes in the interests of art and culture. The trend of disco music and other Western music goes hand in hand with the loosening of government policies towards the consumption of Western culture.  This policy apparently also influenced Semarang as the capital of Central Java. The Semarang’s region which is a crossing area between two metropolitan cities namely Jakarta and Surabaya is very easy to accept the changes that occur, both

SHINTA, DISKOTEK PERTAMA DI SEMARANG

Gambar
Kota besar merupakan wilayah yang cepat menerima informasi baru dan hal ini menyebabkan lebih mudahnya masyarakat terpengaruh oleh budaya-budaya baru. Salah satu fungsi dari tempat hiburan malam adalah sebagai sarana untuk mengindentifikasi diri dan sarana mencari jati diri dengan mencari pergaulan baru. Kebutuhan akan hiburan adalah sebuah hal yang lumrah dimiliki oleh manusia, apalagi di tengah kepenatan kerja dan tingkat stres yang begitu tinggi. Oleh karena itu, kegiatan mencari kesenangan lewat hiburan adalah obat yang efektif untuk melepaskan kepenatan setelah melakukan aktvitas kerja. Kemunculan tren disko yang begitu pesat di Jakarta pada 1970-an turut mempengaruhi kota-kota besar lainnya termasuk kota Semarang. Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah dan pusat perekonomian, Semarang menjadi mudah tertular dengan perkembangan tren disko, tidak pelak para pelaku kegiatan bisnis hiburan kemudian membidik potensi ini dengan membangun fasilitas-fasilitas disko seperti Discobar