Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Suku Laut di Kepulauan Riau: Khasanah Budaya Kemaritiman Indonesia

Gambar
Oleh: Petra Wahyu Utama Maritim merupakan jambatan budaya yang berperan sebagai pembina sebuah peradaban. Hubungan antar suku bangsa di wilayah Kepulauan Riau yang telah terjalin sejak lama menghantarkan mereka kepada Tamadun Alam Melayu yang unik yang berciri khas kabaharian. Menurut Tenas Effendy (2006), ketamadunan masyarakat Melayu dituangkan lewat buku Tunjuk Ajar Melayu yang digunakan sebagai pedoman mereka dalam mendidik anak-anaknya, didalamnya terdapat bagian yang berbunyi, “Anakku duduk memangku negeri, baik-baik memeliharakan diri, jangan diubah adat yang bahari, supaya ramai dagang santri”. Ini membuktikan bahwa laut menjadi bagian yang sangat penting dalam upaya mempertahankan eksistensi kebudayaan Melayu itu sendiri. Suku Laut merupakan sebutan untuk menunjukkan orang yang pada hakekatnya bertempat tinggal dan memiliki habitasi di laut. Suku Laut memiliki beberapa nama lain seperti Suku Pengembara dan Orang Sampan, mereka hidup berkelompok-kelompok sehingga memb

Semarang dan Kisah Tentang Congyang

Gambar
Semarang dan Kisah Tentang Congyang Oleh: Petra Wahyu Utama Minuman yang mengandung alkohol selalu diidentikkan dengan hal-hal yang bersifat mudharat dan dapat menyebabkan dampak negatif bagi orang-orang yang mengkonsumsinya. Namun bagaimana jika minuman itu sudah menjadi sebuah trendmark yang melekat pada suatu daerah? Bahkan produksinya sudah berlangsung dari masa ke masa. Yaaap...., Orang Semarang mana yang tidak mengenal Congyang. Minuman legendaris yang keberadaannya bisa ditemui hingga kini, menjadi cinderamata dan oleh-oleh yang khas selain lumpia. Awal Kemunculan Congyang Congyang adalah mahakarya yang lahir dari tangan dingin seorang warga Tionghoa Semarang bernama Koh Tiong dimana dia mencurahkan segenap daya dan pemikirannya untuk meramu minuman yang bisa diterima oleh semua kalangan, baik dari mulai tukang becak, kuli panggul, pengusaha, guru, dosen, seniman, artis, pegawai negeri hingga mahasiswa. Congyang sebenarnya hanya istilah yang disematkan oleh