Historiografi



a)  Historiografi merupakan bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari hasil-hasil dari tulisan atau karya sejarah dari generasi ke generasi, dari zaman ke zaman. Karya sejarah merupakan manifestasi dari kultur masyarakat. 
b)      Manfaat mempelajari historiografi :
1.    Setiap generasi suatu zaman itu menulis sejarahnya sendiri. Karena setiap generasi itu mempunyai keterikatan latar belakang sosial budayanya sendiri (cultuur gebundenheid) dan jiwa zamannya sendiri (zeid gebundenheid), yang direfleksikan oleh para pujangga atau sejarawan dalam karyanya.
2.    Karya sejarah tersebut dapat diunakan sebagai sumber-sumber sejarah, khususnya sebagai sumber sekunder.
3.    Dengan mengetahui keterikatan tersebut, maka para sejarawan masa kini yang akan memanfaatkan karya-karya sejarah sebagai sumber sejarah, harus dapat melepaskan diri atau mengambil jarak dari pengaruh kebudayaan dan jiwa zaman dari setiap karya sejarah, sehingga bisa diperoleh informasi yang kredibel dari setiap karya sejarah. 
c).    Historiografi tradisional adalah karya sejarah tentang kerajaan-kerajaan di Indonesia yang ditulis oleh para pujangga keraton pada zamannya. Ciri-ciri historiografi tradisional:
1.    istana sentris atau raja sentris.
2.    religio-magis.
3.    kultus Dewa Raja (Raja adalah setengah dewa).
4.    subyektif yang sangat tinggi.
5.    kurang kronologis.
6. berfungsi untuk melegitimasi kekuasaan raja pada suatu dinasti dan memberi kohesi atau kebersamaan pada masyarakat.

d) Historiografi kolonial adalah Semua karya sejarah tentang Indonesia yang ditulis pada periode penjajahan, oleh para penulis kolonial (Belanda, Inggris), dan bangsa Barat (Portugis). Ciri-cirinya yaitu:
1.    sudut pandang Eropasentris atau Nerlandosentris, memusatkan penulisan pada kebudayaan Barat yang dianggap paling maju. 
2.    berorientasi pada fakta
3.    periodesasi dan uraiannya kronologis.
e)       Ciri-ciri historiografi Indonesia modern:
1.    sudut pandang Indonesiasentris.
2.    bersifat kritis analitis dengan menggunakan pendekatan multidimensional.
3.    menonjolkan peran bangsa Indonesia.
4.    mengungkapkan micro history sehingga menghasilkan sejarah populis, bukan elitis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Marxism : The Root of Comunism, HISTORY SUBJECT FOR DJUWITA SENIOR HIGHSCHOOL Tanjungpinang - Petra Wahyu Utama

Semarang dan Kisah Tentang Congyang

SHINTA, DISKOTEK PERTAMA DI SEMARANG