Postingan

Semarang dan Kisah Tentang Congyang

Gambar
Semarang dan Kisah Tentang Congyang Oleh: Petra Wahyu Utama Minuman yang mengandung alkohol selalu diidentikkan dengan hal-hal yang bersifat mudharat dan dapat menyebabkan dampak negatif bagi orang-orang yang mengkonsumsinya. Namun bagaimana jika minuman itu sudah menjadi sebuah trendmark yang melekat pada suatu daerah? Bahkan produksinya sudah berlangsung dari masa ke masa. Yaaap...., Orang Semarang mana yang tidak mengenal Congyang. Minuman legendaris yang keberadaannya bisa ditemui hingga kini, menjadi cinderamata dan oleh-oleh yang khas selain lumpia. Awal Kemunculan Congyang Congyang adalah mahakarya yang lahir dari tangan dingin seorang warga Tionghoa Semarang bernama Koh Tiong dimana dia mencurahkan segenap daya dan pemikirannya untuk meramu minuman yang bisa diterima oleh semua kalangan, baik dari mulai tukang becak, kuli panggul, pengusaha, guru, dosen, seniman, artis, pegawai negeri hingga mahasiswa. Congyang sebenarnya hanya istilah yang disematkan oleh

Sejarah Sistem Pemerintahan Indonesia dalam Hegemoni Kekuasaan Negara

Sejarah Sistem Pemerintahan Indonesia dalam Hegemoni Kekuasaan Negara            Sistem Pemerintahan   sendiri dapat diartikan suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan. Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, negara kita dituntut menjalankan kekuasaannya sendiri. Periode sistem pemerintahan Indonesia dibagai menjadi beberapa periode yakni: Pada periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949, kita menjalankan sistem pemerintahan yang menganut presidensial. Namun, seiring datangnya sekutu dan dicetuskannya Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 November 1945, terjadi pembagian kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan lainnya masih tetap dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945. Berdasarkan Maklumat Pemerintah 14 November 1945 ini, kekuasaan eks
Review Buku Shallow Water, Rising Tide: Shipping and Trade in Java around 1775 Karya Gerrit J Knaap Oleh: Petra Wahyu Utama (Alumnus Strata 1 Ilmu Sejarah UNDIP Angkatan 2006 dan Pascasarjana Ilmu Sejarah U NDIP Angkatan 2017) Buku ini berisi 4 Part yang terdiri dari 15 Chapter. Buat adik-adik semua yang males baca bukunya dan dapat tugas untuk mereview! Chapter I Pendahuluan, pertama-tama penulis memaparkan secara singkat tentang garis besar kajian penelitian maritime yang dilakukan. Dimana perdagangan maritim di Jawa pada masa 1775 melibatkan 15 penting   dan puluhan ribu kapal dengan berbagai jenis dan bentuknya berlalu-lalang di perairan Laut Jawa. Hingga kondisional perdagangan maritim ketika VOC melakukan determinasinya di Pulau Jawa. Chapter II “The Economic Policy of the VOC” Tujuan VOC sejak saat pendiriannya di Republik Belanda pada tahun 1602 adalah memperoleh produk dari Asia yang dapat dijual dengan keuntungan yang besar di pasar E ropa. Untuk mengu